Less Stress More Happy

Posting Komentar

     Hallo, apa kabar, moms? semoga sihat selalu fisik maupun mental ya, moms. Anyway, soal kesehatan mental, ngeri banget beberapakali denger pemberitaan di stasiun televisi soal bunuhdirinya artis asal korea. Muda, cantik, terkenal, namun justru meninggal dengan cara bunuh diri hanya karena tak pandai mengelola stres dan berujung depresi.
     Memang sebagai makhluk sosial, tentu kita butuh menjalin relasi dengan sesama. Relasi pernikahan, keluarga, pekerjaan, bertetangga, apalagi kita para ratu rumahtangga, berkumpul dengan komunitas sepertinya sudah menjadi support system yang ampuh menghilangkan penat karerna kerjaan sehari – hari dirumah.  Semua relasi tersebut, berpotensi besar akan timbulnya dinamika didalamnya. Dari dinamika tersebut, tubuh akan autorespon yang kemudian disebut stress seperti pemaparan Expert psikolog dan konsultan juga founder cinta setara Mbak Rena Masri, S. Psi., Msi., Psikolog.
     Ya, kemarin nih... saya beruntung bisa menyimak paparan beliau dan tanya – tanya dalam kuliah watssap komunitas Orami bertajuk "Less Stress More Happy". Mbak Rena Masri menjelaskan soal stress complitely dari A sampai Z. Berikut pemaparan soal stres dari Mba Rena Masri yang saya kemas lebih ringan, santai, namun tetep ngena. So, langsung aja kita mulai dari makna stress yang sudah sering sekali kita dengar dan ucapkan. 


Picture by Pixabay
 
Apa sih Stress itu?
     Seperti yang telah saya singgung diatas, menurut Mbak Rena Masri stress adalah suatu reaksi tubuh seseorang saat ia menghadapi dinamika dalam relasi. Baik berupa tekanan, ancaman, perubahan, emosi, dan sejenisnya. Reaksi seseorang ini bisa berbeda – beda tergantung dari faktor dan ketahanan seorang individu dalam menghadapi stres. Meski demikian, ada beberapa tanda yang dapat dikenali saat seseorang mengalami stres.
Emosi
     Orang yang sedang stres akan mudah gusar, frustasi, suasana hati tidak menentu atau moody, pikiran tak tenang, rendah diri, merasa kesepian, merasa diri tak berguna, bingung, hilang kendali, sampai depresi
Fisik 
    Orang stres rentan akan penyakit fisik seperti pusing, sakit kepala, gangguan pencernaan, nyeri otot, jantung berdebar, flu, batuk, susah tidur, gairah seksual menurun, tubuh gemetar, tangan kaki dingin dan berkeringat, mulut kering dan susah menelan, serta tubuh lemas.
Kognitif
     Orang stres cenderung sering lupa, sulit berkonsentrasi, pesimis, negatif thinking, dan sulit membuat keputusan dengan benar.
Behaviour
   Orang stres juga mempunyai kecenderungan tidak nafsu makan, menghindari tanggungjawab, suka menggigit kuku, mondar – mandir, serta merokok atau mengonsumsi alkohol sebagai pengalihan stressnya yang jelas tidak benar.
Apa Saja Jenis – Jenis Stress?
    Secara umum, stress dapat diklasifikasikan dalam lima jenis stress. Mengacu pada pengertian diatas, maka berikut lima jenis stress tersebut:
Stress Baik
     Stress tidak selalu dipicu oleh pengalaman buruk, terkadang pengalaman baik pun bisa mengakibatkan stres pada diri seseorang. Misalnya, pada saat pernikahan atau upacara kelulusan. Jens stres seperti ini berada dalam dosis yang baik untuk sistem imun. Stress baik juga membuat seseorang lebih terpacu dan menikmati proses mencapai tujuan atau impian.
Distress Internal
     Ini merupakan stress yang memberikan dampak buruk bagi yang mengalaminya. Distress bersumber dari pengalaman buruk, intimidasi, perubahan situas yang tidak terduga dan tidak nyaman. Tubuh manusia secara alami membutuhkan perasaan aman dan nyaman, ketika sebaliknya maka tubuh akan mengalami distress.
Distress Akut
   Jenis stres ini terjadi saat seseorang mengalami peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat. Sedangkan stres kronik terjadi saat seseorang berusaha menahan rasa stres dalam jangka waktu yang cukup lama. Kedua jenis stress ini dapat memicu timbulnya hiperstress.
Hipostress
   Stres juga dapat terjad saat seseorang tidak menemukan tantangan atau kekhawatiran dalam hidupnya. Inilah yang menimbulkan perasaan depresi dan kesiasiaan atas diri seseorang.
Eustress
   Inilah jenis stress yang berguna bagi manusia. Stres berguna? Ya, seperti eustress ini. Eustress membuat tubuh makin mindfull, membuat individu makin siap dalam menghadapi berbagai tantangan, bahkan hal ini terjadi dibawah alam sadar. Jenis stress membantu seseorang dalam membuat keputusan terbaik, dan memunculkan kekuatan tak disadari. 

Picture by Pixabay

Apa Faktor Penyebab Stress?
   Stres bisa karena berbagai faktor. Faktor – faktor tersebut secara garis besar dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan.
Faktor Individu
    Faktor pemicu stres paling dominan berasal dari diri sendiri, keluarga, dan orang – orang. Stress karena faktor individu ini akan berlangsung lama, penyebabnya bisa karena hal – hal berikut.
-    Masalah ekonomi
-    Pertengkaran, perpisahan, atau perceraian dengan pasangan
-    Ditinggal orang terkasih
-    Merupakan karakter yang terbentuk dari keluarga
-    Sakit keras yang tak kunjung sembuh
Faktor Lingkungan
    Situasi dan kondisi tempat tinggal akan mempengaruhi tingkat stress seseorang. Kebiasaan orang –orang di lingkungan tempat tinggal dan peristiwa yang terjadi dapat membuat seseorang mengalami stress. Berikut beberapa faktor stres yang berasal dari lingkungan.
-    Pola hidup masyarakat
-    Sistuasi politik
-    Bencana alam
-    Kemajuan teknologi
-     Lingkungan kerja
Bagaimana Strategi Menghadapi Stress?
    Sebagaimana pemaparan Mbak Rena Masri dalam "Less Stress More Happy" yang mengutip pendapat Ardani (2013), ada dua strategi berikut yang bisa digunakkan dalam menghadapi stres. Yaitu secara prilaku dan secara kognitif.
     Adapun strategi mengahadapi stress melalui prilaku dilakukan dengan cara berikut ini.
Memecahkan persoalan dengan tenang
   Yaitu mengevaluasi kekecewaan dan stress dengan cermat kemudian menentukan langkah yang tepat untuk diambil, setelah itu mempersiapkan segala upaya dan daya serta menurunkan kemungkinan bahaya. 
Agresi
    Stres sering berpuncak pada kemarahan atau Agresi. Sebenarnya agresi jarang terjadi, namun hal itu hanyalah berupa respon penyesuaian diri. Contohnya mencari kambing hitam, menyalahkan pihak lain, dan kemudian melampiaskan agresinya pada sasaran itu.
Regresi
    Yaitu kondisi ketika seseorang yang menghadapi stres kembali lagi kepada prilaku yang mundur atau kembali kemasa yang lebih muda (memberikan respon seperti orang dengan usia muda).
Menarik diri
    Merupakan respon atau sikap yang umum dalam menghadapi stres. Bila seseorang menarik diri, maka ia memilih tidak mengambil tindakan apapun. Respon ini biasanya disertai dengan depresi dan sikap apatis.
Mengelak
     Seseorang yang mengalamii stres terlalu lama, kuat, dan terus – menerus, maka akan cenderung mengelak. Contoh mengelak disini adalah mereka melalukan prilaku tertentu secara berulang – ulang. Hal inii sebagai pengelakan diri dari masalah demi mengalihkan perhatian. Dalam usaha mengelakan diri, orang luar biasanya menggunakan alkohol, obat penenang, bahkan obat – obatan terlarang. 
     Sedangkan strategi menghadapi stress secara kognitif dilakukan dengan cara berikut.
Represi
   Represi ini merupakan upaya untuk menyingkirkan frustasi, stres, dan semua yang menimbulkan kecemasan. 
Menyangkal kenyataan
    Ini semacam penipuan diri. Bila seseorang menyangkal kenyataan, maka ia menganggap tidak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri.
Fantasi
   Dengan berfantasi orang sering merasa dirinya mencapai tujuan dan dapat menghindarkan diri dari frustasi dan stress. Orang yang sering melamun kadang – kadang menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik daripada kenyataan sesungguhnya. Bila fantasi dilakukan secara sedang – sedang dan dalam pengendalian kesadaran yang baik, maka fantasi menjadi cara yang baik untuk mengatasi stres.
Intelektualisasi
    Teknik ini lebih mempelajari apa yang menjadi penyebab stress atau mencari tahu tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan secara emosional. Setidaknya dapat mengurangi hal – hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalahan secara subjektif.
Rasionalisasi
    Yaitu segala usaha yang dilakukan individu untuk mencari alasan yang dapat diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk. Rasionalisasi juga bisa muncul ketika seseorang menipu dirinya sendiri dengan membenarkan yang salah atau sebaliknya.
Pembentukan Reaksi
    Seorang individu akan menggunakan motif dan perasaan sesungguhnya baik represi atau supresi dan menampilkan wajah yang berlawanan dengan apa yang sedang dia hadapi.
Proyeksi
    Proyeksi lebih kepada memperhatikan kemudian menampakan ciri pribadi orang lain yang tidak disukainya dengan membesar – besarkan. Proyeksi biasanya digunakan untuk mengurangi kecemasan dalam memerima kenyataan atau keburukan diri.
Bagimana cara mengelola stres?
   Menurut Mbak Rena Masri, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola stres agar stres tidak menjadi semakin akut dan dapat diredam.
-    Relaksasi dan menciba untuk lebih santai
-    Istirahat cuup, tidak urang tidak lebih
-    Mengembangkan hobi positif
-    Membangun sosialisasi positif
-    Olahraga secara rutin dan konsisten
-    Berbagi perasaan
-    Menjaga asupan makanan
-    Hindari kopi, rokok, alkohol
-    Mendekatkan diri pada Sang Khaliq
How To Be More Happy?
    Setelah stres dapat kita kelola dengan baik, maka potensi untuk kita bahagiapun semakin besar. Untuk menjadi happy, kita hanya harus melakukan hal berikut.
-    Selalu bersyukur dalam keadaan apapun.
-    Memaafkan kesalahan
-    Berhenti berfikir secara berlebihan atas semua kejadian
-    Kenal dan pahami diri lebih dalam
-    Jadilak peka dan ambil kesempatan untuk berbahagia untuk sukses
-    Belajar dari pengalaman
-    Percaya bahwa semua akan baik – baik saja
-    Lakukan me time
   Yes, itulah beberapa cara agar kita lebih tenang, legowo, enjoy, dan bahagia dalam menjalani hidup. Sesimpel itu! So, mar kurangi stres dan dan memberi hak sepenuhnya kepada diri untuk semakin bahagia. Demikianlah pemaparan Mbak Rena Masri “ Less Stress More Happy” ini. Semoga bermanfaat...!
wawa rafsanjani
Hallo, shobat pembaca. Welcome to my personal blog. Saya adalah ibu dua orang putri. Kegiatan saya sehari - hari menemani aktivitas, menjadi teman main, dan bertumbuh bersama mereka. Saya happy dan bersyukur punya mereka. Sesekali saya juga mengisi sebuah kelas di salahsatu sekolah swasta. Berjualan online, jalan - jalan tipis, kulineran, nulis, ngonten, dan masih banyak lagi. Semoga blog ini bisa nambah satu lagi referensi yang menyenangkan dan bermanfaat. Yuk, collabs with me! �� Sri.rafsanjani90@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar