Menciptakan Montessori di Rumah, Ketahui Prinsip - prinsipnya!

Posting Komentar
Creating Montessori at Home

Hai, ma... beberapa waktu lalu saya kembali berkesempatan up grade ilmu baru. Bersyukur sekali rasanya. Ibarat meneguk air laut, semakin diteguk semakin kita haus. Tahu satu ilmu, membuat kita makin ingin menggali ilmu – ilmu lainnya. Ilmu apa sih, ma?. Apalagi kalau bukan ilmu soal childhood

Kali ini, tentang bagaimana menciptakan montessori di rumah. Bersama CEO  dan tim Aiva, inilah rangkuman yang dapat saya share dari kulwapnya.

Mama...tahukah bahwa 85% perkembangan otak manusia, termasuk otak anak, terjadi diusia 3 tahun pertama?. Usia 0 – 2 tahun yang biasa disebut sebagai golden age merupakan masa dimana otak anak masih sangat plastic dan elastic lho, bu. Sehingga apapun yang diajarkan dimasa ini, akan sangat gampang diserap anak. Baik itu yang bersifat tangible, seperti bahasa, logika, dan motorik, maupun yang bersifat intangible, seperti kecerdasan emosional, menejemen stres, empati, dan kegigihan.

Baca Juga : Let's Read! Pengalaman Pribadiku dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak di Era Digital

Lalu Apa yang Sebaiknya Kita Lakukan di Moment itu?

Yang penting untuk dilakukan, ma...adalah memberikan stimulasi. Kunci dari stimulasi adalah mengaktifkan 5 panca indera anak. Ini dapat dilakukan melalui hal – hal sederhana. Seperti meloncat dengan bebas, mencium wangi bunga, meraba tekstur benda yang bermacam – macam, mendengar berbagai suara, dan melihat berbagai tanaman. Sederhana dan dapat dimulai hanya dari lingkungan sekitar.

Selain mengaktifkan 5 panca indera, pada moment ini penting juga untuk meningkatkan bonding antara orangtua dengan anak, penting untuk memberi respon. Dalam satu penelitian still face experiment, menunjukan bahwa anak yang mendapat respon dari orangtuanya, akan memiliki motivasi lebih untuk menyenangkan orangtuanya dibanding mereka yang tidak. 

Studi kasus lainnya, anak – anak usia 2 – 8 tahun dikumpulkan dalam mesin MRI, di stimulasi untuk melihat aktifitas syarafnya. Stimulus akan diberikan oleh 4 orang. Pertama, oleh peneliti dengan membacakan cerita. Kedua, oleh teman dengan cara dinyanyikan sebuah lagu. Ketiga, oleh guru dengan cara diajak berbicara, dan terakhir oleh orangtua dengan diberikan tebak – tebakan. 

Hasil menunjukan dari empat stimulasi yang diberika oleh person berbeda, dimenangkan oleh orangtua. Ternyata, ketika baru mendengar suara orangtua, syaraf anak menyala seketika. Lain dengan 3 stimulus lainnya, bahkan guru dan teman sekalipun. Inti keberhasilan stimulasi terletak pada “kedekatan”. Seburuk apapun orangtua, tetap tidak akan tergantikan oleh siapapun. Karena disana ada hubungan secara naluri. 

Begitu juga guru, sehebat apapun guru, sebanyak apapun gelar, sepintar apapun, masih tidak akan dapat menggantikan peran orangtua dalam tumbuhkembang anak, khususnya dalam konteks edukasi. Dan bagaimana seharusnya cara yang di tempuh?. Cara yang ditempuh sangat mudah, yaitu dengan menjalin hubungan yang bermakna, menjalin komunikasi dua belah pihak.
“Kak, kamu hari ini belajar tentang binatang, ya?”
“Binatang apa?”
“Oh, zebra, ya!”
“Kenapa kamu bisa suka zebra?”

Sebuah interaksi atau komunikasi, akan merangsang aktifitas, memroses pertanyaan, hingga akhirnya memanggil memori untuk menjawab. 

Menciptakan Montessori di Rumah

Mama, menciptakan pembelajaran berbasis montessori dirumah, pada dasarnya adalah dengan menerapkan praktik keterampilan hidup pada anak. Namun, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan pembelajaran berbasis montessori dirumah.

- Ada dua aspek penting dalam montessori. Yaitu kepedualian terhadap diri sendiri (self care) dan kepedulian terhadap lingkungan (care for environtment). Dimana inti dari kedua aspek itu adalah mengajarkan kemandirian, melakukan semua tanpa disuruh, dan mencintai lingkungan. - -  Didalam rumah, sebaiknya ada satu ruangan khusus untuk anak bisa bermain sendiri dengan bebas dan mengekspresikan diri tanpa batas.

- Pastikan untuk mengarahkan si kecil agar konsentrasi penuh pada satu kegiatan sebelum move on ke kegiatan lain.

- Hal paling penting adalah mendidik anak untuk memiliki intrinsic motivation. Yaitu melakukan sesuatu karena ia mencintainya. Bukan karena ingin mendapat reward dari kegiatan yang ia lakukan.

- Modelling, orangtua memberi contoh pada anak yang masih impressionable.

Nah, itulah dia sekelumit wawasan soal montessori ya, ma. Sampai jumpa di artikel selanjutnya...😊

wawa rafsanjani
Hallo, shobat pembaca. Welcome to my personal blog. Saya adalah ibu dua orang putri. Kegiatan saya sehari - hari menemani aktivitas, menjadi teman main, dan bertumbuh bersama mereka. Saya happy dan bersyukur punya mereka. Sesekali saya juga mengisi sebuah kelas di salahsatu sekolah swasta. Berjualan online, jalan - jalan tipis, kulineran, nulis, ngonten, dan masih banyak lagi. Semoga blog ini bisa nambah satu lagi referensi yang menyenangkan dan bermanfaat. Yuk, collabs with me! �� Sri.rafsanjani90@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar