WORKSHOP FUN DAUR ULANG MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN BARENG ANAK

10 komentar


WORKSHOP FUN DAUR ULANG MINYAK JELANTAH MENJADI SABUN BARENG ANAK. Ini ceritaku di liburan anak kemarin. Liburan kenaikan kelas bentar lagi berakhir. Agak panik karena putriku, Widad belum liburan sama sekali. Yah, meski kemarin sempat ke Jawa Timur jengukin Neneknya. Tapi kan vibesnya beda. 

Makanya, Imbuk sedang nyari alternatif di detik – detik terakhir masa liburannya ini. Engga perlu jauh, asal fun. Anak - anak juga bisa belajar hal baru. Ada beberapa wishlist lama sebetulnya yang muncul di benak satu persatu. Namun belum satu pun terlaksana.

Alhamdulillah, datanglah tawaran workshop Ibu anak. Pas banget. Jadilah hari itu kita ikut workshop fun daur ulang minyak jelantah menjadi sabun bareng anak.  

Workshop ini diadakan via online. Meski via online, Widad terlihat antusias. Pesertanya lumayan banyak. Semua berpasangan, Ibu dan anak. Anak - anak berasa dapet temen baru. Meski aselinya mereka jauhan, tapi berasa deket. 

Tibalah saatnya. Workshop dibuka dengan ringan oleh Kakak host. Meski temanya kayak berat, tapi nyatanya engga. 

Pertama - tama, anak – anak dikenalkan oleh Kak Santi selaku narsum, apa sih minyak jelantah itu. Anak - anak jadi tahu, bahwa ternyata minyak jelantah ini bahaya lho, buat lingkungan. Makanya, penting mendaurnya kembali menjadi sesuatu yang  bernilai. At least, gunakan sesuai kebutuhan, kata beliau.

Lebih lanjut, Kak Santi menjelasakan bahwa sabun yang akan kita bikin dari jelantah ini, udah terstandar SNI. So, engga perlu ragu pakai sabun hasil workshop ini.

Workshop mengalir dan santai. Tiba saatnya, Kak Santi kasih tutorial langsung gimana cara bikin sabunnya step by step. Widad udh sedikit unconditional nih di tahap ini. On frame ga on frame ga. Haha. But  it’s okay. Ayo kita mulai saja berdasarkan arahan Kak Santi. 

Sebelumnya, kita udah dikirimin starter kit oleh penyelenggara. Isinya bahan – bahan untuk bikin sabunnya. Yaitu minyak jelantah sawit yang udah disaring bening maksimal tiga kali pakai goreng, air desentralisasi, soda api, bubuk kopi, dan kertas minyak. Semua dikemas rapi dan lengkap dalam box plastik. 

Kita tinggal menyiapkan alat – alatnya aja. Apa aja alat – alatnya? Ada  wadah untuk mencampur bahan, ada handmixer, dan juga cetakan sabunnya. Perlu diingat ya, wadah yang akan digunakan mencampur bahan, harus yang tahan panas, ya. Handmixer bisa diganti pengocok telur atau sendok stenless. Hanya saja kalau pakai sendok stanless, kita manually.  Siapin cukup tenaga buat ngaduk bahan sabunnya.

Sabun DIY Widad Siap Pakai

Sebelum memulai, tak lupa Kak Santi kasih penjelasan soal standart keamanan yang harus dipenuhi saat proses pembuatan sabun ini. 

Make sure semua peserta memegang bahan dan alat yang dibutuhkan, Kak Santi lalu memulai step pertama. Yaitu menuang air desentralisasi, setengah botol kecil 100-125ml kedalam wadah.

Kemudian, dilanjut dengan mencampurkan soda api, sekitar 1sdm penuh. Oh iya, soda api mempunyai reaksi panas, ya. Sebaiknya Bunda dan anak – anak memakai sarung tangan dan masker.

Setelah bahan – bahan dicampur, kita diamkan sampai panas soda apinya hilang. Setelah panas hilang, barulah campurkan minyak jelantah sambil diaduk perlahan. Aduk terus sampai menghasilkan kekentalan yang diinginkan, ya. Semakin kuat adukan, adonan akan semakin cepat mengental dan ngeset. Makanya saat proses ini dianjurkan memakai handmixer

Selanjutnya kita bisa menambahkan kopi bubuk. Secukupnya aja sampai keluar aroma harum dan warnanya cantik kecokelatan. Setelah itu, lanjut aduk lagi sampai bubuk kopi tercampur rata. 

Anw, fungsi kopi disini adalah sebagai aroma dan warna, ya. Lalu apakah boleh menggunakan aroma dan pewarna lain? Tentu boleh. Kalau bunda dan anak – anak memilih bunga sebagai aroma sabunnya, better pakai bunga kering, ya. Sebab bunga basah, rentan terhadap jamur. 

Proses pengadukan terus berlanjut. Imbuk sama Mbak Widad hanya pakai sendok. Namun karena tenaga kami cukup ekstra, engga begitu lama untuk mendapatkan konsentrasi adonan sabun yang diinginkan. Di tahap ini anak - anak terlihat antusias. Mostly mereka ingin mencoba mengaduk adonan sabunnya sendiri. 

Setelah konsentrasi sabun memenuhi standart, tinggal kita siapkan cetakan sabunnya. Namun sebelumnya, jangan lupa untuk mengalasi cetakan dengan kertas minyak yang udah disiapkan. Biar sabun yang udah mengeras bisa dikeluarkan dengan mudah dari cetakan nantinya. 

Ok, mulailah kita menuang adonan sabun perlahan kedalam cetakan. Mbak Widad dan anak – anak yang lain terlihat puas dengan hasil mereka. 

Setelah semua adonan tertuang, biarkan sabun mengeras. Proses ini butuh waktu sekitar 24 jam atau lebih, ya. Tergantung konsentrasi adonan. 

Setelah mengeras apakah boleh langsung pakai sabunnya? Menurut Kak Santi, sabun dari bahan – bahan alami  membutuhkan proses alamiah pula sekitar satu bulan sebelum digunakan. Setelah itu, barulah sabun home made karya kita bisa kita pakai. 

Udah engga sabar menunggu sabunnya. Ternyata untuk membuat sabun DIY engga sesusah yang dibayangkan. Syukur Alhamdulillah, waktu liburan anakku bermanfaat. Bisa ikut workshop fun daur ulang minyak jelantah menjadi sabun bareng anak ini tentu menambah pengalaman baru. Kami jadi tahu cara bikin sabun DIY yang mudah dipraktikkan serta anti gagal ini. Teman - teman juga boleh mencobanya.




 


 


 


 


 


wawa rafsanjani
Hallo, shobat pembaca. Welcome to my personal blog. Saya adalah ibu dua orang putri. Kegiatan saya sehari - hari menemani aktivitas, menjadi teman main, dan bertumbuh bersama mereka. Saya happy dan bersyukur punya mereka. Sesekali saya juga mengisi sebuah kelas di salahsatu sekolah swasta. Berjualan online, jalan - jalan tipis, kulineran, nulis, ngonten, dan masih banyak lagi. Semoga blog ini bisa nambah satu lagi referensi yang menyenangkan dan bermanfaat. Yuk, collabs with me! �� Sri.rafsanjani90@gmail.com

Related Posts

10 komentar

  1. Di rumah ada minyak jelantah. Pengen juga berkreasi seperti yang mba tulis. Tapi belum ada soda api. Kayaknya harus beli soda api. Bagus nih kreasi mengisi waktu di rumah bersama anak

    BalasHapus
  2. wah seru sekali workshopnya mba.. saya pernah ikut tapi bukan dari jelantah, jadi bisa membayangnya proses-prosesnya. Kapan-kapan saya coba praktek yang pakai jelantah seperti resep di artikel ini.. makasiii banyak sharingnya...

    BalasHapus
  3. Workshop yang bermanfaat banget. Soalnya kalau minyak jelantah langsung dibuang kan malah mencemari lingkungan.

    BalasHapus
  4. wah seru banget kegiatannya. anak-anak selain belajar bikin sabun, juga jadi belajar memanfaatkan minyak bekas yang biasanya langsung dibuang, jadi belajar menyayangi bumi :D

    BalasHapus
  5. Ingin rasanya kuantarkan minyak jelantah berbotol-botol yang ada di rumah biar bisa dipakai buat workshop dan didaur ulang biar berguna nih. Suka bingung akutu minyak jelantah banyak-banyak mau dipakai buat apa.

    BalasHapus
  6. Anakku juga pernah nih belajar ini tapi online, jd waktu itu kami gak sempat praktik langsung. Waktu itu belum ada soda api soalnya.
    Jadi kepengen praktik juga nih kan lumayan kalau bikin sabun sekaligus menyelamatkan lingkungan dari limbah minyak jelantah :D

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah, dapat tambahan pengetahuan lagi ... btw, penasaran saya, untuk satu sabun ukuran sabun mandi batangan itu dari berapa ml minyak jelantah ya?

    BalasHapus
  8. Aku punya banyak nih, minyak jelantah.
    Biasanya aku kasih ke penampungan minyak. Tapi memang jadi gak paham dikemanakan lagi.

    Btw, sabun minyak jelantah digunakan untuk apa, kak Wawa?

    BalasHapus
  9. aku juga punya banyak minyak jelantah, ternyata bisa sangat berguna jika di daur ulang ya :D

    BalasHapus
  10. seru ya, mbak pastinya kegiatan belajar bikin sabun ini. kalau saya selama ini minyak jelantah dikumpulin dan disetor ke mereka yang menerima minyak jelantah. kayaknya kalau diolah sendiri keren juga ya minyak jelantah ini

    BalasHapus

Posting Komentar